Tuesday, February 12, 2013

Spearman Rank Banyak Disalahgunakan



Uji Spearman merupakan salah satu uji statistik non paramateris. Digunakan apabila ingin mengetahui kesesuaian antara 2 subjek di mana skala datanya adalah ordinal.
Sebagai contoh: Kesesuaian penilaian 2 juri terhadap 20 peserta lomba memasak.
masing-masing juri akan memberikan nilai pada setiap peserta. Kemudian dari semua peserta akan diranking oleh masing-masing juri. Dari peringkat 1 sampai 20. Apabila ada peserta dengan nilai yang sama, maka peringkatnya dibagi sama. Contoh: ada 2 peserta mendapat nilai sama pada peringat 3. Sehingga masing-masing peserta diberi peringkat 3,5 yang merupakan hasil dari penghitungan: 3 + 4 kemudian dibagi 2.
Berdasarkan pemahaman di atas, maka jelas sekali bahwa uji Spearman hanya diperuntukkan bagi uji dengan 2 subjek yang berbeda atau disebut juga sampel bebas.
Karena uji kesesuaian, maka jelas sifat hubungan kedua variabel adalah simetris, bukan resiprocal.
Skala data jelas adalah nominal (2 subjek) dengan interval yang diubah menjadi peringkat.

Dengan keberadaan alat komputasi statistik seperti SPSS, pengujian Spearman dapat dilakukan dengan bebas tanpa batasan. Seandainya dihitung secara manual, maka kadang tidak mungkin bisa dilakukan.
Sebagian besar peneliti pemula, bahkan sebagian pembimbing penelitian, banyak yang menyalah tafsirkan mengenai fungsi Spearman. Sebagai Contoh: uji hubungan antara 2 variabel di mana variabel pertama berskala ordinal dengan 3 kategori buatan (Baik, Cukup, Kurang) dan variabel kedua dengan berskala ordinal dengan 3 kategori buatan (rendah, sedang dan tinggi). Sifat hubungan keduanya adalah resiprocal. Apakah bisa dengan skala data dan hubungan tersebut dihitung dengan Uji Spearman Rank?
Anda bisa menjawab sendiri atas pertanyaan tersebut dengan mengetahui cara penghitungan Spearman.
Saat ini telah terjadi salah kaprah yang bersifat turun temurun, yaitu apabila uji non parametris dengan skala data ordinal by ordinal, maka ujinya pasti spearman atau kendall tau. Sungguh suatu hal yang sangat menyedihkan.
Uji yang sejenis, yaitu kendall tau juga sama mendapatkan overdosis seperti Spearman. Beda kendall tau dengan spearman adalah terletak pada sumber datanya: spearman berasal dari subjek berbeda sedangkan kendall tau dari subjek yang sama atau berpasangan (contoh: peringkat sebelum dan sesudah perlakuan).
Bagaimana dengan uji pearson? perbedaan dengan pearson adalah terletak pada skala datanya yaitu interval yang berdistribusi normal.
Kemudian, apabila menemui kasus seperti contoh di atas: Variabel kesatu memiliki 3 kategori buatan ordinal dan variabel kedua juga sama. Maka uji apa yang pantas? jawabannya sederhana, bagi anda yang memiliki SPSS, buka aplikasi tersebut. lakukan analyze lalu crosstab, masukkan kedua variabel tersebut, lalu pilih statistik, sisi kanan ordinal adalah pilihan uji asosiatif: apakah spearman ada? apakah kendall tau ada? keduanya tidak ada. Yang ada adalah kendall tau_b dan somer's d.
Maka anda bisa simpulkan sendiri jawabannya. Tetapi menurut penulis berdasar beberapa sumber yang jarang beredar di Indonesia. Uji yang pantas pada kasus tersebut adalah uji Somer's d.
Uji Somer's d diperuntukkan pada uji asosiatif 2 variabel dengan skala data ordinal by ordinal dengan kategori buatan sehingga dapat mengatasi masalah TIES (banyak responden dengan peringkat yang sama).
Uji ini jarang sekali dipakai, bahkan jarang sekali dibahas oleh para ahli. Tetapi uji ini sangat bermanfaat dan tepat guna.
Kesimpulannya: telah terjadi ketimpangan atau pilih kasih di antara jenis uji asosiatif ordinal. Spearman dan kendall tau menjadi anak emas atau bawang merah sedangkan somer's d menjadi anak terbuang atau bawang putih.
Mari kita luruskan kisah tersebut.
Sekian, terima kasih.

No comments:

Post a Comment